2007/12/14

Happiness I -- Sumber-sumber Kebahagiaan

Ternyata rasa menulis dtg lebih cpt dari yang dibayangkan.. jadi otomatis tulisan kedua ini kelar jg.. he3..
Kita akan lebih membicarakan topik yang lebih dalam dari sebelumnya ( Hak Untuk Hidup Bahagia ), berhubung tampaknya agak panjang dan 'berat', boleh dipindahkan dahulu baru dibaca, pelan2 aj bacanya, he3..
komentar teman2 tetap dinantikan.. =)
let's start anyway.. =P

2nd -- TUJUAN HIDUP

Sumber-sumber Kebahagiaan

Andaikata kita telah banyak mengetahui berbagai cerita, merasakan berbagai kondisi, mendapatkan banyak pengalaman.. kelak kita akan sadar bahwa 'Kebahagiaan lebih ditentukan oleh situasi pikiran seseorang sendiri ketimbang oleh peristiwa-peristiwa luar.'

Sy rasa semua orang yang telah dewasa telah memahami prinsip ini.. Contoh luar biasa banyak terdapat di rumah sakit, dimana banyak orang yang telah menerima bahwa jangka hidupnya telah diperkirakan dan mereka menjalani hari-harinya dengan penuh makna dan rasa bahagia, kendati peristiwa luar seperti penyakit tersebut sering kali membunuh kebahagian seseorang, namun kenyataannya tidaklah demikian.. Sebuah keberhasilan mungkin menimbulkan suatu perasaan melambung yang bersifat sementara, atau suatu tragedi bisa membawa kita ke suatu masa depresi, tetapi cepat atau lambat tingkat kebahagian menyeluruh kita cenderung pindah lagi ke garis batas tertentu. Inilah yang disebut dengan adaptasi. Friends, coba kita lihat berbagai pengalaman hidup kita.. (hayooo jujur... ) kita akan mendapatkan bahwa ketika ada 'sesuatu yang lebih' seketika itu juga kita merasa senang atau bahagia luar biasa, namun setelah beberapa hari, minggu,
bulan, tahun berlalu kita pun merasa bahwa itu biasa-biasa saja dan tingkat kebahagiaan kita kembali lagi ke tingkat normal, ke batas tertentu yang kita miliki. ( Benar bukan ?? =P.. ) Sama halnya dengan suatu kejadian yang buruk, masa penyesuaian dibutuhkan dan setelah itu tingkat kebahagiaan kita kembali lagi ke tingkat tertentu yang kita miliki. (Lagi2 seperti itulah kenyataannya.. =P ) tidak peduli kondisi eksternal apapun yang berlaku, tingkat kebahagiaan kita selalu kembali ke batas pribadi, batas dasar kita setelah melalui masa adaptasi.

Makaaaa.... pertanyaannya kalau begitu adalah.. Dapatkah garis dasar kita diubah, ke tingkat yang lebih tinggi ?? ( think 'bout it..^^ )
Ya !! Selain warisan biologis yang menentukan garis dasar itu, setiap orang dapat meraih tingkat yang lebih tinggi seiring dengan meningkatnya pemahaman tentang kehidupan.. Semua ini terkait dengan 'Persepsi kita terhadap situasi yang kita hadapi, dengan tingkat kepuasan kita terhadap yang kita miliki' Makaaaa.. seketika kita akan bertanya lagi... apakah yang membentuk persepsi dan tingkat kepuasan kita ?? sekarang pahamilah realitas kehidupan, bahwa 'perasaan puas kita sangat dipengaruhi oleh kecenderungan untuk melakukan perbandingan !' ( bukankah selalu demikian... ? )

PIKIRAN PEMBANDING

Semua orang tahu frasa ini : " rumput tetangga selalu lebih hijau" ( hu3.. apalagi para cowok2, 'tau banget' ya prinsip macam ini.. =P ) , mengapa demikian.. !??
Sadarilah ketika kita secara sadar ataupun tanpa sadar selalu membandingkan kondisi kita dengan orang lain dan berakibat pada 2 hal, yaitu merasa iri dan sedih karena kondisi kita tidak lebih baik daripada orang tersebut atau merasa lega dan bahagia karena kondisi kita lebih baik daripada orang tersebut.. YUp, that's it friends !! Dapatkah esensinya ?! Kitasemua pernah mengalami hal ini.. oleh karena itu kita bisa melakukan pemikiran yang sebaliknya.. Dengan kata lain, apabila kita selalu mengingat diri kita lebih baik dari orang lain, entah dari segi kesehatan, finansial, kecerdasan, emosional, keluarga, dsb... kita akan merasa bahagia !
6 Milyar manusia di seluruh dunia ! Apakah kita adalah seseorang yang paling tidak beruntung dan paling menderita di muka bumi ?! Apakah kita di vonis mati, apakah kita tidak bisa berjalan, apakah kita tidak bisa melihat indahnya matahari senja, apakah kita tidak bisa membeli sesuatu pun sedikit saja, apakah kita tidak punya teman seorangpun, apakah tidak ada seorangpun yang sayang terhadap kita atau mengasihi kita, apakah kita merasa tersiksa setiap hari.. pikirkan tentang semua itu dan kelak kita akan lebih menaruh penghargaan kepada diri kita sendiri.. Dan sering kali semua ini telat kita sadari, atau kita yang mengelak untuk menyadarinya.. berkilah bahwa seharusnya ini, seharusnya itu, dan semakin membuat kita tambah putus asa dan frustasi ketika semuanya tidak kita dapatkan..

Kesimpulannya.. Sikap Mental Kita Menjadi Penentu Utama..

Secara umum, ada 4 faktor utama kebahagiaan, yaitu kekayaan, kepuasan duniawi, spiritualitas, dan pencerahan (Spt yg tlah diutarakan sebelumnya, sy jg tdk akan membahas tentang spiritualitas dan pencerahan). Akan tetapi, semuanya kembali ke sikap mental kita, apakah kita mengarahkan faktor-faktor itu secara positif atau tidak. Sebagai contoh, sampai bosan kita mendengar bahwa tidak semua orang kaya hidup berbahagia, dan memang benar kenyataannya demikian ! (contohnya basi tapi tetap kenyataan itu, hehehe... ) Tanpa sikap mental yang benar, semua itu hanyalah kebahagiaan semu, yang bersifat sementara..Contoh lagi, ketika kita menyimpan kebencian, pikiran itu bisa merusak kesehatan kita dan dengan kata lain merusak salah satu prasyarat kebahagiaan.. Sebaliknya demikian, jika kita tidak bahagia, tubuh yang bugar tidak ada artinya.. Semua emosi-emosi negatif sangat rentan sekali merusak kebahagiaan seseorang.. kemarahan yang luar biasa, cemoohan yang tidak terkendali, kesumat, akan seketika membuat hubungan kita dan orang lain menjadi renggang.. Maka, makin tinggi tingkat ketenangan kita, makin besar kedamaian yang kita rasakan, makin besar kemampuan kita untuk menikmati hidup yang bahagia dan menyenangkan.

KEPUASAN BATIN

Sekarang kita bahas tentang kepuasan batin, yang sangat dipengaruhi oleh hasrat. Hasrat yang positif dan negatif. Hasrat positif seperti ingin hidup bahagia, dunia yang tenang dan damai, harmonis dan banyak hal lainnya. Salah satu hasrat yang sering kita rasakan adalah hasrat untuk memiliki..

Contoh tegas terdapat dalam suatu supermarket atau mall.. ketika kita melihat banyak hal barang yang ingin kita miliki. Akan tetapi, apakah kita sungguh-sungguh membutuhkannya ?!?!
Apakah yang dimaksud berlebihan ? ketika kita sudah punya sepeda tapi menginginkan motor ? ketika kita sudah punya motor tapi menginginkan mobil ? ketika kita sudah punya mobil seadanya tapi menginginkan mobil yang sangat luar biasa ? lalu apakah itu semua dapat menyebabkan masalah ? hal ini sangat relatif sesuai dengan kondisi sekitar kita..adalah hal yang wajar di kota besar kalau kita memiliki mobil. Tetapi misalkan kita berasa di suatu desa di india dimana semua orang berjalan kaki, apakah hal ini kita butuhkan.. Kita berkelak dengan mengatakan, it's ok bahwa tetangga kita akan menaruh iri pada kita, tapi kita akan mendapatkan kepuasaan.. Dan kita harus sadari bahwa kepuasaan tidak akan menentukan apakah hasrat itu positif atau negatif ! Orang yang ingin membunuh bisa saja puas, sama halnya dengan orang yang berzina dan mencuri. Batas antara hasrat atau perbuatan itu bersifat positif atau negatif bukan dilihat dari apakah itu memberi kita rasa puas, melainkan pada apakah hasil akhirnya positif atau negatif. dan semua hasrat ingin memiliki yang berlebihan juga sangat tidak baik sekali karena menjurus ke arah ketamakan. Ketika bicara tentang ketamakan, ada satu cirinya yang paling nyata, yaitu bahwa meskipun awalnya sama dengan hasrat lain untuk mendapatkan sesuatu, namun hasrat itu tidak terpuaskan setelah terpenuhi ! Satu-satunya obat untuk hal ini adalah rasa puas diri yang kuat..

KEBAHAGIAN vs KESENANGAN

Harus ditekankan bahwa kebahagiaan sejati lebih berhubungan dengan pikiran dan hati. Kebahagiaan yang bergantung terutama pada kesenangan fisik tidak mantap, suatu hari kebahagiaan itu kita rasakan, besoknya mungkin tidak.

Tentu saja, kebahagiaan dan kesenangan adalah dua hal yang berbeda. Namun, kita manusia sering pintar sekali merancukan keduanya. Setiap hari kita dihadapkan dengan sejumlah keputusan dan pilihan. Dan meski lewat coba-coba, kita sering tidak memilih yang kita ketahui sebagai "terbaik bagi kita." Ini antara lain terkait dengan kenyataan bahwa "pilihan yang benar" sering sama dengan pilihan yang sulit dilakukan -- Pilihan yang mengharuskan kita mengorbankan sebagian kesenangan kita. Alasan mengapa begitu sulit "bilang tidak" pada hal-hal kesenangan tersebut justru terletak pada kata "tidak". Kata "tidak" terkait dengan penolakan, yang dalam hal ini dirasakan sebagai penolakan atau penyangkalan terhadap diri sendiri.

Dalam mengambil keputusan antara kebahagiaan dan kesenangan ini kita selalu dapat bertanya pada diri sendiri "apakah itu akan membuat saya berbahagia ? " Maka pertanyaan itu akan selalu mengalihkan perhatian kita dari penyangkalan diri sendiri ( dengan masalah pada kata "tidak" tadi) ke pencarian yang kita selalu lakukan, kebahagiaan sejati, dimana bersifat kekal dan mantap. Kebahagiaan yang tetap ada tidak peduli hidup kita sedang di atas atau di bawah dan dalam fluktuasi suasana hati yang normal. Kebahagiaan merupakan bagian dari keberadaan kita. Rasa mendekati kebahagiaan ini dapat mendatangkan efek yang baik sekali, menjadikan kita lebih menerima, lebih terbuka, dan lebih menikmati hidup..

Fuh.. kelar juga tulisan kedua.. smoga tetap memberi inspirasi baru..

C ya di tulisan berikutnya ^^

1 comment:

Anonymous said...

Handoko.....!!!!
Apa kabar???
Bgaimana dengan arti kebahagiaan tanpa ada kamu fren?

(tukeran link ya) Makasih....